BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gizi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Seorang manusia tidak akan dapat melakukan aktifitasnya dengan baik bila tubuhnya kekurangan gizi. Komposisi gizi bagi tubuh kjita dipengaruhi oleh banyak hal, oleh karena itu kebutuhan gizi setiap manusia berbeda-beda.
Kebutuhan gizi seseorang akan mengalami perubahan sesuai dengan kondisi yang ada dan dialami oleh orang tersebut. Misalnya saja seorang wanita hamil akan mengalami penambahan kebutuhan gizinya. Hal ini dikarenakan selain kebutuhan gizi dirinya sendiri wanita hamil harus memenuhi kebutuhan gizi bagi janin yang ada dalam rahimnya.
Bila seorang wanita hamil kekurangan salah satu dari komponen gizi yang dibutuhkannya, maka bayi akan terancam abortus (keguguran), lahir cacat, prematuritas (tidak cukup bulan), BBLR, atau bahkan IUFD. Sedangkan komplikasi bagi ibunya sendiri adalah mudahnya terjadi infeksi, mudah keguguran, partus lama (persalinan lama), dan komplikasi-komplikasi lain yang mudah terjadi pada proses kehamilannya.
Tingginya angka kematian dan kesakitan wanita hamil adalah akibat dari kurangnya konsumsi gizi seimbang pada wanita hamil. Kurangnya pengetahuan masyarakat menjadi factor terpenting dalam keberhasilan program KIA. Factor social ekonomilah yang menjadi penghambat utama dalam setiap permasalahan kesehatan di Indonesia. Sehingga masyarakat bawah belum dapat merespon secara penuh penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
1.2 Tujuan penulisan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah sebagai berikut, yaitu :
- Menambah pengetahuan masyarakat dan pembaca mengenai gizi ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck. 2000 : 1).
2.2. Manfaat Gizi Seimbang
Manfaat dari pemenuhan gizi seimbang adalah :
a. Nutrisi untuk pertumbuhan.
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh
b. Makanan sebagai suku cadang.
Setiap makanan yg kita konsumsi akn menjadi sumber dari energi tubuh. Bila kita kekurangan energi mk pertumbuhan dan aktifitas kita akan terhambat. Oleh karena itu, makanan selain sebagai pengganti zat yang hilang juga berfungsi sbg cadangan zat tersebut.
c. Makanan sebagai bensin tubuh.
Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari (Nadesul, 1995 : 68).
2.3 Cara Pengukuran Status Gizi
Kenaikan berat badan ibu hamil secara tepat tidak diketahui. Hal ini diketahui bahwa kenaikan berat badan ibu selama kehamilan memberikan kontribusi yang sangat penting bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya persalinan small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk setiap wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk menghitung BMI adalah
BMI = Berat/Tinggi2
BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :
a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
b. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
c. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
d. Lebih dari 29 obesitas.
Wanita dengan kategori rendah, peningkatan berat badan idealnya saat hamil adalah 12,5 sampai dengan 18 kg. Sedangkan untuk wanita dengan BMI normal, peningkatan berat badan idealnya pada saat hamil adalah 11,5 sampai dengan 16 kg dan untuk wanita dengan BMI yang lain, peningkatan berat badannya antara 7 sampai dengan 11,5. Remaja disarankan untuk meningkatkan berat badannya lebih dari porsi yang ditetapkan karena ditakutkan jika mengikuti porsi diatas maka janinnya kecil. Remaja yang mengalami sakit selama 2 – 3 tahun setelah memperoleh haid pertamanya diperkirakan memiliki resiko tinggi disebabkan oleh permasalahan nutrisi karena telah ditetapkan bahwa ibu dan janin memliki ketergantungan pada nutrisi.Telah ditemukan bukti bahwa wanita yang memiliki usia sampai dengan 19 tahun kebutuhan nutrisinya pada saat kehamilan harus sangat diperhatikan terutama melalui bimbingan. Wanita dengan tinggi badan kurang dari 157 cm kenaikan berat badannya disarankan mendekati batas bawah kenaikan berat badan yang direkomendasikan untuk mengurangi meningkatnya resiko akibat timbulnya komplikasi yang sifatnya mekanis.
Untuk kehamilan kembar pada saat ini belum ditemukan rekomendasi yang sesuai dengan menggunakan dasar BMI. Pada kehamilan kembar untuk memperoleh hasil yang terbaik disarankan untuk menaikan berat badan sebesar 20 kg (Wong, 1997 : 180).
2.4 Pola Kenaikan berat badan
Kenaikan berat badan memegang peranan penting dalam kehamilan. Kenaikan berat badan rendah pada awal kehamilan akan menyebabkan terjadinya SGA pada janin. Kenaikan berat badan yang tidak adekuat pada setengah akhir kehamilan berdasarkan hasil pengamatan menunjukan terjadinya kelahiran preterm. Resiko ini ditemukan waupun pada akhir kemilan dicapai sesuai dengan range yang direkomendasikan.
Kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahapan kehamilan. Pada trimester pertama dan kedua kenaikan berat badan banyak disebabkan oleh kenaikan organ pendukung kehamilan, sedangkan pada trimester ketiga yang mempengaruhi kenaikan berat badan adalah pertumbuhan janin. Pada trimester kenaikan berat badan rata-rata adalah antara 1 sampai dengan 2 kg pada wanita. Untuk trimester kedua dan ketiga pada wanita dengan berat badan normal kenaikannya diharapkan 0,4 kg per minggu. Untuk wanita dengan berat badan lebih, kenaikan berat badannya adalah 0,3 kg dan untuk wanita dengan berat badan kurang kenaikannya adalah 0,5. Untuk asupan kalori pada trimester pertama diharpakan tidak ada perubahan dari kebiasaan, pada trimester kedua dan ketiga asupan kalorinya harus dinaikan sebesar 300 kkal per hari lebih dari biasanya. Kenaikan ini dapat dicapai dengan mudah melalui asupan susu, yogurt, atau keju, buah-buahan, sayuran, sereal, nasi atau roti.
Sebuah bagan disusun untuk memonitor perkembangan kenaikan berat badan selama kehamilan untuk wanita dengan berat badan normal, kurang atau lebih. Kenaikan berat badan dicatakan sesuai dengan hasil pengukuran. Setiap ibu hamil diharapkan dapat mengerti pola peningkatan berat badan dan kenaikan berat badan yang direkomendasikan. Untuk meningkatkan pengendalian kenaikan berat badan sangath membutuhkan peran ibu hamil sendiri dalam memantau kenaikan berat badannya danb berusaha memenuhi kenaikan berat badan sesuai dengan yang direkomendasikan oleh BMI.
Kenaikan berat badan yang tidak adekuat (kurang dari 1 kg perbulan untuk wanita normal, 0,5 kg perhari untuk wanita dengan berat badan kurang) atau kenaikan berat badan berlebih (3 kg / bulan) harus segera memperoleh perhatian. Kemungkinan penyimpangan dari berat yang direkomendasikan diantaranya adalah kesalahan pengukuran, kesalahan pencatatan, pengaruh berat pakaian, dan terjadinya akumulasi cairan. Kenaikan berat badan yang terlalu tinggi disebabkan oleh akumulasi cairan, kenaikannya lebih dari 3 kg perbulan, terutama setelah 21 minggu usia kehamilan, dan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi (Wong, 1997 : 180). Penelitian yang dilakukan oleh Yudomustopo (2007) menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi dengan terjadinya persalinan preterm, dimana pada 68% ibu yang menderita hipertensi, mengalami persalinan preterm.
2.5 Komposisi Gizi Ibu Hamil
Kalori
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru. Jumlah Kalori yang dibutuhkan adalah 2535 kkal. Sumber: lemak, karbohidrat, protein (Nasi, kentang, jagung, minyak, lemak hewani, terigu, ubi-ubian)
Protein
Kebutuhan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu lain. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 60 gram protein setiap harinya, lebih banyak 25 gram dibandingkan yang lain. Menambahkan protein ke dalam makanan merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein. Sumber: ayam, daging, ikan, susu, tempe, keju, tahu, kacang-kacangan.
Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 900 mg per hari. Sumber: ikan teri, susu dan hasil olahannya, sayuran hijau, kacang-kacangan.
Besi
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 46 mg. Sumber: hati, daging, beras tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau.
Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 70 mg per hari. Sumber: jambu biji, jeruk, nanas, semangka, mangga, pepaya, dan sayuran hijau.
Asam Folat
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan pertumbuhan janin yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan konsumsi folat. 600 mg folat disarankan untuk ibu hamil. Folat dapat didapatkan dari suplementasi asam folat. Sumber: sayuran hijau, asparagus, buah-buahan segar.
Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Kecukupan gizinya adalah 700 RE. Sumber: Hati, sayuran berwarna seperti wortel, buah-buahan berwarna merah, mentega, kuning telur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Gizi sangat diperlukan bagi wanita hamil. Hal ini dikarenakan gizi memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR.
Kebutuhan gizi setiap manusia berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh Aktivitas, kondisi, umur, keadaan geografis, dan lain sebagainya. Metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk menghitung BMI adalah
BMI = Berat/Tinggi2
BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :
a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
b. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
c. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
d. Lebih dari 29 obesitas.
3.2 Saran
1. Kepada masyarakat terutama wanita hamil diharapkan memperhatikan komposisi gizinya.
2. Kepada para petugas kesehatan hirapkan lebih memperhatikan gizi wanita hamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar