BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi yang semakin maju diharapkan bangsa Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya dalam bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan kesehatan pada anak yang tidak terpecahkan dari keluarga dan masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah peranan ayah, peranan ibu, peranan anak, dimana fungsi pokok keluarga adalah terhadap anggota keluarganya adalah asah,asih, asuh. Sehingga dibutuhkan peranan ibu dalam pengasuhan dan perawatan yang baik untuk bayinya ( Effendi, 1998: 34-36 ). Kebanyakan perwatan neonatal yang dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam perwatan BBL. Terutama didaerah desa pelosok banyak dijumpai ibu yang baru melahirkan dengan perawatan bayi yang tradisional serta pendidikan dan tingkat sosial ekonominya yang masih rendah. Selain itu juga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan wanita, suami dan keluarga tentang pentingnya pelayanan neonatal (Depkes RI, 2001).
Peride BBL merupakan suatu periode penyesuaian kearah bentuk kehidupan tidak tergantung sebagain besar dari proses penyesuaian ini diselesaikan dalam sekitarminggu pertama. Sekalipun demi tujuan bulan pertama kehidupan dilukiskan sebagai periode neonatal. Menurut nelson, mengatakan bahwa mortalitas neoratus telah menurun secara progresif, angka kematian mortalitas tertinggi terjadi selama 24 jam bersama setelah lahir yang disebabkan oleh kurangnya perawatan neoratotal. Disamping hal tersebut juga ibu belum banyak mengetahui tentang perawatan bayinya yang baik dan jika melakukan perawatan yang salah akan mempercepat kematian bayi (Nelson, 2000:140)
Salah satu upaya atau cara untuk mengatasi masalah perawatan BBL, mala pusat pelayanan kesehatan dan perawatan maupun Puskesmas mengadakan program bagi ibu yaitu dengan menjelaskan pemberian asuhan keperawatan yang aman dan berkwalitas, juga mengenai perfokus dan beradaptasi dengan keluarga dan bayi baru lahir. Selain itu peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga dalam rangka pemberdayaan wanita dan keluarga ini sudah menjadi salah satu kebijkan pemerintah dengan mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan peningkatan pelayanan kesehatan (Barbara 2002).
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan
Bagaimana gambaran pengetahuan pada ibu tentnag perwatan bayi baru lahir ?
Tujuan :
- Tujuan Umum.
Untuk mempelajari gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir.
- Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat yang terjadi setelah lahir.
b. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang cara perawatan memandikan bayi baru lahir.
c. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang cara memakai baju bayi.
d. Mengidentifikasi gambaran pengethauan ibu tentang cara mengangkat bayi dari posisi terlentang
1.3 Manfaat
Memberikan masukan pada perawat akan pentingnya informasi dan motivasi ibu tentang perawatan bayi baru lahir, serta dapat dijadikan untuk melengkapi perpustakaan bahan pustaka bagi pengembangan untuk penelitian yang lebih lanjut.
Diharapkan ibu mengerti dan faham khususnya tentang gambaran pengetahuan ibu pada bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan cukup bulan yaitu 37 minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 s/d 4000 gr (Universitas Padjajaran 1997 : 98).
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Bayi normal (sehat) memerlukan perawatan biasa.
2. Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan.
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Untuk keperluan bidan di desa berat lahir diterima dalam 24 jam pertama setelah lahir.
Berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat 2 penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur kehamilan cukup atau kombinasi keduanya.
Menurut (Saifuddin dkk, 2000) berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan menjadi :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir <1500>
3. Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir <1000>
Menurut Cunningham dkk, BBLR didefinisikan sebagai bayi lahir kurang dari 2500 gram dan telah dimodifikasi untuk menguraikan BBLR yang beratnya 1500 gram atau kurang dan bayi yang luar biasa rendah (BBLBR) dan berat 1000 gram atau kurang. Menurut Mochtar (1998) sejak tahun 1961 WHO mengganti istilah premature dengan brat badan lahir rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi yang berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi premature.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat digolongkan menjadi:
1. Prematuritas murni.
Bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai.
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Bayi yangerat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine .
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai umur kehamilan.
4. Dismaturitas.
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan. Atau bayi lahir dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
5. Large for date.
Bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tuanya kehamilan.
2.2 Karakteristik BBL dan BBLR
Bayi biasanya besar kepada kepala dan badan, tungkai pendek, kecil dengan paha yang kecil, leher pendek dan goyah, kadang datar dan tidak mempunyai dagu, telapak kaki kecil dan datar karena ada bantalan lemak pada telapak kaki dibawahnya, lengan terlihat sangat kecil dengan tubuh yang besar, kaki agak panjang dan lemas, genetalia wanita labia mayora menutupi labia minora, sedangkan testis sudah turun. Berat badan 2500 gr s/d 4000 gr, PB = 48 s/d 52 cm, LIDA = 36 s/d 38 cm, LIKA = 33 s/d 35 cm, LILA = 11 s/d 12 cm. Bunyi detak jantung pada menit pertama 120 s/d 160 x/menit, pada menit pertama pernafasan cepat 80 x/menit, kemudian menurun setelah tenang sekitar 40 x/menit, warna kulit kemerahan dan licin karena jaringan subcutan belum cukup terbentuk dan diliputi verniks caseosa.
2.3 Perubahan pada Bayi Baru Lahir
1. Pernafasan
Awal adanya nafas kaena 2 faktor yang berperan : pertama hipoxia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan. Yang kedua telkanan terhadap rongga-rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis(Varny : 551-552).
2. Sistem Peredaran Darah
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah pertama pada saat tali pusat dipotong. Resusitas pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena kurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Kedua pernafasan pertama ini menimbulkan penurunan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningka atrium kanan O2. Pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbentuknya sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini penurunan tekanan pada atrium kiri, maka paramen ovale akan menutup.
3. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya. Pada saat bayi baru lahir meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, BBL kemudian masuk ke lingkungan yang lebih dingin di luar rahim. Sehingga menyebabkan air ketuban lewat kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Usaha utama seorang bayi kedinginan dalam pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil dengan menggunakan lemak coklat. Timbunan lemak coklat yang ada di seluruh tubuh yang mampu menaikkan panas tubuh sampai 100%.
4. Mekanisme Glukosa
Untuk mengfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu dengan menjepitkan tapus pada saat lahir glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam saja). Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu melalui penggunaan cadangan glikogen (glikoginolisis) dan melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).
5. Sistem Gastroitestinal
Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas hubungan antara adsophagus dan lambung masih belum sempurna mengakibatkan gumoh. Kapasitas lambung kurang dari 30cc, kapasitas lambung akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi.
2.4 Klasifikasi BBLR
Menurut Ilyas, dkk (1994), dan Winkjosastro (2005) bayi dengan berat badan lahir rendah di bagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Prematuritas Murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau bisa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (MKB-SMK).
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).
2.5 Penyebab BBLR
1. Menurut Manuaba (1998), faktor - faktor yang dapat yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR adalah :
a. Faktor ibu
1) Gizi saat hamil yang kurang.
Kekurangan zat gizi yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya kehamilan prematur atau BBLR dan cacat bawaan.
2) Umur kurang dari 20 tahun/diatas 35 tahun
3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat (kurang dari 1 tahun).
Jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu punya waktu yang terlalu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali kekondisi sebelumnya.
4) Paritas
5) Penyakit Ibu.
Penyakit ibu yaitu penyakit yang diderita ibu sebelum hamil atau penyakit yang menyertai kehamilan.
b. Faktor kehamilan
1) Hamil dengan hidramnion
2) Perdarahan antepartum
3) Komplikasi hamil meliputi preeklamsi/eklamsi dan ketuban pecah dini.
c. Faktor janin
1). Cacat bawaan
2). Infeksi dalam rahim
2. Menurut Surasmi, (2003) Faktor-faktor yang menyebabkan kelahiran prematur :
a. Faktor ibu.
Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi, kelainan bentuk uterus, tumor, ibu yang menderita (penyakit tifus abdominalis, malaria, TBC, penyakit jantung), trauma pada masa kehamilan (jatuh, stres), usia ibu waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Faktor janin.
Kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, infeksi.
c. Faktor plasenta.
Plasenta previa, solusio plasenta.
d. Faktor yang tidak diketahui.
3. Menurut Winkjosastro(2005) faktor yang merupakan predisposisi terjadinya kelahiran prematur:
a. Faktor ibu.
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung, hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu dekat, infeksi, trauma dan lain-lain.
b. Faktor janin.
Cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini.
c. Keadaan sosial ekonomi rendah.
d. Kebiasaan.
Pekerjaan yang melelahkan, merokok.
e. Tidak diketahui
2.6 Faktor Resiko BBLR
Menurut Berhman cit Anna Wijayanti (2000), berbagai faktor resiko pada ibu hamil yang berhubungan dengan kejadian BBLR antara lain:
1. Resiko demografi.
Usia ibu hamil <17>35 tahun, ras, status sosial ekonomi rendah.
2. Resiko medis sebelum hamil.
Paritas >4, berat badan dan tinggi badan ibu yang rendah, cacat bawaan, infeksi saluran kencing, DM, hipertensi kronis, rubella, riwayat obstetric jelek (BBLR, abortus spontan, kelainan genetik).
3. Resiko medis saat hamil.
Penambahan berat badan selama hamil, interval kehamilan yang pendek, hipotensi, hipertensi, preeklampsia, eklampsia, bakteruria, infeksi TORCH, perdarahan trimester I, kelainan plasenta, hiperemesis gravidarum, oligohidramnion, polihidramnion, anemia, abnormal, ketuban pecah dini.
4. Resiko perilaku dan lingkungan.
Merokok, gizi kurang, alkohol, obat-obatan keras, terpapar bahan kimia toksik dan tempat tinggal di ketinggian.
5. Faktor Resiko lainnya.
Pemeriksaan kehamilan in adekuat, stress atau gangguan psikososial, uterus mudah berubah bentuk, kontraksi uterus tiba-tiba, defisiensi hormon progesteron.
2.7 Tanda Bahaya BBL
Tanda bahaya pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir biasanya mudah sakit, jika sakit bisa berubah cepat menjadi kondisi yang serius dan berat. Bahkan, bisa menyebabkan bayi meninggal dunia.
Gejala sakit pada bayi baru lahir memang sulit dikenali. Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah kematian.
Rata-rata bayi yang baru lahir banyak yang meninggal karena terlambat mengetahui tanda bahaya, terlambat memutuskan membawa bayi berobat ke dokter dan terlambat sampai ke tempat berobat.
Untuk mewaspadainya kenalilah tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti di bawah ini:
1. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Dan ini tandanya bayi terkena infeksi berat.
2. Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gejala atau gerakan yang tak biasa dan terjadi secara berulang-ulang seperti menguap, mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar dan kaki seperti mengayuh sepeda yang tidak berhenti kemungkinan bayi kejang.
3. Bayi lemah. Bergerak jika hanya dipegang. Ini tandanya bayi sakit berat.
4. Sesak nafas 60 kali permenit.
5. Bayi merintih. Ini tanda bayi sakit keras.
6. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut tandanya sudah terjadi infeksi berat.
7. Demam. Suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 derarat celcius atau tubuh teraba dingin suhunya dibawah 36,5 derajat celcius.
8. Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta.
9. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar. Jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat bisa menyebabkan kematian.
10. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada hari pertama atau muncul setelah kurang dari 24 jam setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari dan kuning sampai ke telapak tangan atau kaki.
11. Buang air besar atau kotoran bayi berwarna pucat segera periksakan bayi ke dokter, bidan atau perawat.
Jika menemukan satu atau lebih dari tanda bahaya dari bayi, usahakan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan. Dengan cara membungkus bayi dengan kain yg tebal.
2.8 Masalah-masalah pada BBL dan BBLR
1. Asfiksia
2. Gangguan nafas
3. Hipotermi
4. Hipoglikemi
5. Masalah pemberian ASI
6. Infeksi
7. Ikterus
8. Masalah perdarahan
2.9 Pencegahan
1. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera melakukan konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan
2. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan dengan BBLR.
3. Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana.
4. Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari normal.
5. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayaan masyarakat.
2.10 Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu tubuh dan lingkungan
Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat penting. Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap infeksi akibat kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan. Setelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang kecil dalam posisi miring dan menjaganya tetap hangat.
Menidurkan bayi dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi pernafasan.
Karena semua bayi baru lahir memiliki sedikit jumlah vitamin K, dokter atau perawat memberikan suntikan vitamin K untuk mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir).
Larutan antiseptik dioleskan pada tali pusat yang baru dipotong untuk mencegah infeksi.
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan.
Perawat mencoba untuk tidak membersihkan bahan putih berminyak (verniks caseosa).
2. Mencegah Infeksi
Perempuan dapat melindungi dirinya dan calon bayinya dengan :
· Imunisasi terhadap rubela dan cacar air sebelum hamil
· Mencuci dan memasak makanan dengan baik, mencuci tangan (sebelum, setelah menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet dan setelah kontak dengan cairan dan kotoran tubuh)
· Hubungan seksual yang aman untuk mencegah penyakit menular seksual.
3. Mempertahankan usaha respirasi
Letakkan kepala bayi lebih rendah dari badannya sehingga lendir dapat mengalir ke luar dari mulut dan tenggorokan bayi. Pertahankan keadaan ini sampai bayi mulai bernafas. Jika bayi tidak segera mulai bernafas, gosoklah punggungnya dengan handuk atau kain. Jika ia tetap tidak bernafas, bersihkan lendir dari hidung dan mulutnya dengan menggunakan balon pompa penghisap atau kain bersih yang dililitkan di sekeliling jari tangan anda. Jika bayi ini tetap belum bernafas dalam waktu satu menit setelah lahir, lakukan segera pernafasan mulut ke mulut.
4. Mencegah kerusakan integritas kulit
Gantikan popok bayi setiap kail basah atau buang air. Jika kulitnya tampak merah, tukarlah popoknya lebih sering — atau sebaliknya, jangan menggunakan popok sama sekali.
5. Memberikan asuhan kepada keluarga
Asuhan yang dapat diberikan kepada keluarga adalah agar ibu memberikan ASI nya nir jadwal. Tetap menjaga kehangatan dan kebersihan bayi agar tubuh bayi tetap hangat dan dengan tetap menjaga kebersihan, lingkungan bayi yang bersih akan meminimalisir kuman yang ada di sekitar bayi.
Mandikan bayi setiap hari dengan sabun bayi dan air hangat. Jika ada lalat atau nyamuk, pasanglah kelambu bayi atau kain tipis pada tempat tidur bayi. Orang-orang yang menderita borok terbuka, demam, influenza, sakit tenggorokan atau sakit leher, TBC atau penyakit-penyakit infeksi lainnya tidak boleh menyentuh atau mendekati bayi. Letakkan bayi di tempat yang bersih, jauh dari asap dan debu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan cukup bulan yaitu 37 minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2500 s/d 4000 gr (Universitas Padjajaran 1997 : 98).
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Untuk keperluan bidan di desa berat lahir diterima dalam 24 jam pertama setelah lahir.
Berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat 2 penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur kehamilan cukup atau kombinasi keduanya.
Infeksi pada bayi baru lahir yang tidak ditatalaksana dengan tepat dapat mengakibatkan akibat yang serius. Organ dan tubuh bayi sedang mengalami perkembangan yang pesat maka setiap gangguan pada proses tumbuh kembang dapat menggangu pertumbuhan, perkembangan, gangguan saraf, pernapasan, sensorik.
Dengan sistem kekebalan tubuh yang belum matang maka bayi belum siap menghadapi infeksi terutama bayi prematur atau bayi dengan gangguan kekebalan tubuh. Diagnosis yang tepat, pengobatan dan pemantauan yang optimal dapat memberikan kemungkinan terbaik bagi bayi untuk melewati masa infeksi.
3.2 Saran
Agar mahasiswa dan kader dapat memberikan penjelasan dan pengetahuan kepada masyarakat yang masih minim pengetahuannya tentang tanda-tanda BBL dan BBLR. Untuk dokter dapat menyarankan pemeriksaan apusan vagina untuk menentukan apakah seorang perempuan pembawa kuman GBS. Dokter juga memberikan antibiotik salap/tetes untuk mencegah konjungtivitis akibat kuman gonorea.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/126379kenali_tanda_tanda_bahaya_bayi_baru_lahir
http://www.scribd.com/doc/21638963/Asuhan-Kebidanan-Bayi-Baru-Lahir-Normal